Sabtu, 20 Juni 2015
Minggu, 14 Juni 2015
Obyek Wisata Bukit Sikunir Dieng Wonosobo
Kawasan wisata di dataran tinggi dieng sebagai tujuan wisata alam
yang sedang di gemari oleh berbagai kalangan wisatawan. selain objek
wisata unggulan di pegunungan dieng ternyata masih banyak wisatawan yang
belum tahu sejarah asal usul bukit sikunir dieng.
Sejarah bukit sikunir dieng pertama kali di gunakan untuk tempat
melihat munculnya matahari terbit atau sunrise ketika ada kunjungan
wisatawan asing ( inggris ) pada tahun 80 an , dimana bukit sikunir
masih dalam keadaan yang tertutup oleh semak belukar dan banyak di
tumbuhi pohon sembung ( cikal bakal nama desa tertinggi di kawasan dieng
).
Nama sikunir di ambil dari nama kunyit ( jawa ) karena memiliki warna
kekuning-kuningan sehingga spontanitas penduduk lokal menyebut bukit
tersebut dengan nama bukit sikunir. Karena ketika sinar matahari
menyinari area perbukitan tersebut memang tampak berwarna
kekuning-kuningan seperti kunyit.
Berpuluh-puluh tahun lamanya bukit sikunir dieng hanya di kunjungi
oleh wisatawan asing saja, baru setelah beberapa tahun terakhir ini
bukit sikunir menjadi salah satu objek wisata alam yang di buru
wisatawan ketika datang ke dataran tinggi dieng.
Di tahun 2009 bukit sikunir mulai di kenal wisatawan lokal walaupun
masih jarang yang mengetahui peta dan jalur menuju bukit tertinggi
tersebut itu. Seiring dengan perkembanmgan teknologi seperti internet
masuk desa menjadi satu media yang sangat mendukung kegiatan promosi
tentang objek wisata alam di dataran tinggi dieng.
Di tahun 2014 nanti bukit sikunir bakalan di serbu wisatawan
nusantara sebagai tujuan utama wisata di pegunungan dieng dengan
fasilitas umum yang sudah memadai dan banyaknya pelaku wisata lokal
semakin menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan lokal.
Bukit Teletubies Gunung Prau Dieng Wonosobo
Siapa sih yang tidak mengenal Gunung Prau Dieng? Akhir-akhir ini
peminat mendaki gunung mulai meningkat tajam, seperti di Dieng. Bagi
para wisatawan yang bosan dengan obyek wisata yang itu-itu saja seperti telaga-telaga, kawah-kawah maupun candi-candi Dieng, kebanyakan mereka akan menjajal wisata adventure yang satu ini yaitu tracking Gunung Prau.
Gunung Prau mulai terkenal sejak awal tahun 2014 silam. Saat ini
ribuan wisatawan/pendaki berbondong-bondong ingin mendaki gunung prau
apalagi kalau long weekend tiba. Tidak hanya hari libur saja yang ramai
dikunjungi hari-hari non weekend pun terlihat para pendaki menggendong
tas dan perlengkapan mendaki mereka di pos-pos pendakian Gunung Prau yang telah di sediakan.
Gunung Prau Dieng merupakan salah satu pegunungan terbesar di area
Dieng Plateau, gunung ini memiliki ketinggian 2.566 mdpl. Gunung yang
terbilang tidak terlalu tinggi ini mampu memikat ribuan wisatawan yang
datang. Tak hanya pesona Golden Sunrise saja yang akan di dapat
pemandangan alam nan luar biasa menjadi suguhan utama saat mengunjungi
obyek wisata yang satu ini.
Anda akan mendaki kurang lebih 3-4 jam perjalanan hingga sampai titik
puncak Gunung Prau. Lama perjalanan mendaki tentunya tidak terlepas
dari fisik masing-masing pendaki serta dari pos mana mereka memulainya.
Saat ini ada 3 pos resmi pendakian Gunung Prau diantaranya pos pendakian
dari Desa Patak Banteng, pos pendakian dari Desa Dieng dan pos
pendakian dari Desa Dieng. Dari ketiga pos pendakian memiliki medan yang
berbeda-beda.
Jika Anda memilih pos pendakian dari Desa Patak Banteng waktu yang
ditempuh akan lebih singkat karena langsung sampai di titik camp area
akan tetapi harus bersiap-siap untuk menakhlukkan puluhan tikungan serta
tanjakan tajam. Medan dari pos Patak Banteng memang sangatlah terjal
dan jarang tepat datar, keseluruhan medan nya adalah menanjak.
Pos starting point yang biasa di lalui oleh para pendaki adalah dari
Desa Kalilembu dan Desa Dieng. Medan dari kedua post ini hampir sama
jalanan tidak terlalu menanjak, medannya tidak seperti dari pos Patak
Banteng hanya saja waktu yang ditempuh agak sedikit lama karena apabila
sudah sampai puncak Anda di wajibkan untuk berjalan menyusuri ratusan
perbukitan dari ujung barat ke ujung timur tempat camping area sebagai tempat menyambut matahari tiba.
Suguhan utama saat tracking Gunung Prau tidaklah hanya
merasakan sensasi melihat matahari terbit yang terkenal akan golden
sunrisenya. Gunung Prau akan memanjakan mata setiap para pengunjung
dengan suguhan utama panorama perbukitan terhampar luas yang sering di
sebut bukit teletubbies. Disinilah para wisatawan dapat bermanja-manja
ria dengan bunga-bunga daisy yang tumbuh seperti taman di bukit-bukit
teletubbies
Jumat, 05 Juni 2015
Wisata Kawah Sileri
Kalau ada yang tanya tentang kawah
terluas di kawasan Dieng maka jawabannya adalah kawasah Sileri, yang
terletak di Desa Kepakisan atau berada ditengah perjalanan dari
Kepakisan menuju pemandian air panas Bitingan. Kawah Sileri merupakan
kawah yang paling aktif dan pernah meletus beberapa kali yang sempat
tercatat adalah tahun 1944, 1964, 1984, 2003, 2009. Kondisi Kawah sileri
saat ini sangat aman untuk dikunjungi, dan menjadi jujugan wisatawan
yang ingin melihat fenomena alam Dieng dari dekat.
Kawah dengan luas sekitar 4 ha ini
lokasinya dapat ditempuh sekitar 15 menit dari poros Dieng dengan jarak 7
Km , sepanjang perjalanan akan kita jumpai banyak asap karena disekitar
desa yang dilewati merupakan pengeboran untuk kepentingan Pembangkit
Listrik tenaga Uap ( PLTU ) di tengah jalan menuju lokasi akan kita
temui tugu yang cukup tinggi dengan tulisan grafir tentang kejadian
bencana pada masa lalu yang pernah terjadi di kawasan Dieng, tidak
berapa lama kemudian kita akan sampai di lokasi kawah yang terletak
disebelah bawah jalan menuju pemandian air panas Bitingan.
Turun dari kendaraan, yang akan kita
rasakan adalah kesejukan udara Dieng yang terasa agak kering, bagi yang
ingin mendekat ke bibir kawah telah disediakan tangga dari beton yang
berjejer membelah ladang penduduk, kemudian akan sampai pada gazebo yang
dibangun oleh pemerintah untuk kenyamanan pengunjung. Bagi yang ingin
lebih dekat lagi juga masih bisa menuruni sedikit jalan dan foto – foto
dilokasi ini sangat dahsyat dengan background asap tebal putih yang
mengepung kita.
Pemandangan dari gazebo yang akan kita
saksikan adalah kawah yang terus mengepulkan asap dengan latar
perbukitan dan ladang penduduk yang ditanami sayuran.kondisi disini
cukup aman untuk dikunjungi akan tetapi bagi yang kurang tahan dengan
bau belerang sangat perlu mengenakan masker penutup hidung.
Nama Sileri berasal dari bahasa jawa
yaitu Leri atau air sisa cucian beras, air kawah yang terlihat berwarna
silver dan mengalir kesungai dolog inilah yang akhirnya diberi nama Leri
atau sileri, dipaskan dengan warna air yang terlihat kotor seperti leri.Sumber : http://diengplateau.com/obyek-wisata/kawah-sileri
Wisata Telaga Pengilon
Bersebelahan dengan telaga warna,
telaga pengilon menjadi pemoles keindahan kawasan Taman Wisata Alam
ini, lokasinya berada diatas desa jojogan akan tetapi lebih mudah
dijangkau melalui desa Dieng, untuk menikmati keindahan telaga ini,
pengunjung dapat masuk melalui pintu gerbang yang sama dengan ketika
masuk telaga warna, dengan mengambil jalan yang ke kiri dan mengikuti
jalan setapak nantinya pengunjung akan lebih leluasa mengeksplorasi
telaga pengilon secara utuh.
Telaga dengan air yang sangat jernih/
bening dan dapat digunakan sebagai cermin, nama pengilon merupakan
bahasa Jawa yang artinya Cermin, tempat untuk melakukan introspeksi
diri, tempat untuk melihat kedalam lubuk hati terdalam seorang manusia,
tempat yang dapat menunjukkan keaslian diri seorang manusia, paling
tidak itulah keyakinan yang berkembang dan dipercaya sampai sekarang,
dengan bercermin di telaga pengilon kita akan melihat kecantikan/
keelokan wajah kita apabila kita memiliki hati yang bersih dan
sebaliknya apabila kita belum memiliki hati yang bersih maka pantulan
dari air tersebut akan menunjukkan wajah yang kurang elok/cantik.
Lokasi telaga pengilon dikelilingi bukit
dengan tumbuhan pepohonan endemik yaitu akasia, tidak begitu jauh dari
lokasi sudah berbatasan dengan lahan-lahan subur milik petani setempat
tapi terbatasi oleh hutan yang cukup lebat, para pendaki yang sudah
pulang dari Gunung Prau atau dari Gunung Sikunir
yang memiliki waktu cukup luang biasanya akan istirahat kembali di
lokasi ini dengan mendirikan tenda di sisi timur telaga, suasananya
sangat nyaman jauh dari keramaian dan dapat menikmati pemandangan
ikan-ikan kecil yang berenang kesana kemari di telaga yang jernih ini.
Untuk mencapai lokasi tersembunyi ini
dapat ditempuh melewati dua jalur yaitu jalur desa Jojogan yang cukup
menanjak dan melewati jalur Dieng /pintu masuk telaga warna. Dengan
waktu tempuh dari masing- masing jalur sekitar 30 menit.
Kejernihan air dan lokasi yang berada
didalam cekungan dengan benteng-benteng perbukitan inilah barangkali
yang membuat hewan endemik itik gunung/ mliwis (Pasifik Black Duck)
menjadi sangat kerasan berada di sini, jenis burung berdiameter sekitar
55 cm dengan tanda strip hitam dikepala ini masih dapat dengan mudah
dijumpai di telaga warna maupun telaga pengilon. Saat terbang ,sayap
bawah yang berwarna putih terlihat sangat kontras dengan bulu gelapnya
,keberadaan fauna endemik seperti ini memang sudah sangat jarang kita
jumpai dan telaga pengilon sampai saat ini masih menjadi salah satu
tempat untuk hidup bagi fauna ini selain Telaga Merdada, Telaga Cebong, Telaga Sedringo maupun Telaga Semurup.
Sumber : http://diengplateau.com/obyek-wisata/telaga-pengilon
Sumber : http://diengplateau.com/obyek-wisata/telaga-pengilon
Telaga Warna Dieng
Di kawasan wisata Dieng, terdapat sebuah telaga yang menyuguhkan
fenomena alam yang begitu indah, yakni pergantian warna air dari telaga
tersebut. Inilah Telaga Warna Dieng, sebuah landmark memikat yang dapat
Anda temui di Kabupaten Wonosobo. Anda dapat menyusuri tepian telaga
ini, juga terdapat balkon kecil sebagai tempat duduk bersantai menikmati
keindahan alam yang ada di sana.
Jika Anda tertarik menyaksikan keindahan Telaga Warna Dieng secara
utuh, Anda dapat mendaki ke puncak bukit yang memagari telaga tersebut.
Di ketinggian itu, Anda akan menjumpai keindahan telaga dengan
warna-warni yang begitu menawan hati, dengan gradasi warna yang memikat.
Air di telaga ini terkadang berwarna hijau dan kuning atau berwarna
warni seperti pelangi. Hal ini terjadi karena di dalam air tersebut
terdapat kandungan sulfur cukup tinggi sehingga ketika sinar matahari
mengenainya, maka warna air telaga nampak berwarna warni. Di bagian
tengah telaga ini,
Kawah Sikidang
Asal usul nama kawah yang satu ini masih menjadi sebuah pertanyaan
bagi masyarakat lokal dieng sendiri karena ada beberapa versi cerita
yang menyebutkan sejarah kawah sikidang dari sisi mitos atau legenda di
tengah masyarakat dieng.
Satu legenda yang populer di kalangan pengunjung atau wisatawan yang
datang di area kawah terbesar yaitu munculnya kepundan kawah yang di
sebabkan oleh tokoh fiksi seorang raja yang gagal meminang putri cantik
karena tertimbun di dalam sumur yang di lakukan oleh pasukan sang putri
untuk membunuhnya. Sehingga bagi penduduk lokal sendiri justru bertolak
belakang dengan cerita legenda tersebut.
Sejarah kawah sikidang yang terbentuk ribuaan tahun silam ( pra
sejarah ) dan membentuk kepundan di area kawah hingga kini masih
menunjukkan aktifitasnya baik berupa solfatara maupun fumarola.
Nama kawah terunik di dataran tinggi dieng seperti sikidang masih di
hubungkan dengan karakter kepundan kawah yang sering berpindah tempat .
Namun ada juga yang berpendapat bahwa di area tersebut juga banyak di
temukan satwa liar ( kijang ) karena di daerah pegunungan pangonan juga
terdapat padang rumput yang di perkirakan sebagai habitat hewan kijang
di masa lalu.
Terlepas dari semua itu, ternyata di area kawah sikidang dieng kita (
pengunjung ) bisa merasakan aroma khas seperti belerang dan tidak
sedikit yang memanfaatkan sebagai terapi sauna alam atau mandi lumpur (
spa ). Objek wisata alam kawah sikidang bisa di tempuh dengan berjalan
kaki ( 300 m) dari area parkir kendaraan. ayo yang gemar berwisata
trekking bisa datang ke objek wisata yang satu ini.
Langganan:
Postingan (Atom)